Hasil Penelitian Fakultas Kedokteran Hewan IPB mengungkapkan ada beberapa merk susu formula untuk bayi usia di bawah satu tahun yang mengandung Bakteri Intero Bacter Sakazaki,
bakteri tersebut disebut juga ES menyebabkan radang pada selaput otak
dan usus serta jaringan seluruh tubuh
Bakteri tersebut dapat menyebabkabkan radang otak dan gangguan pencernaan pada bayi Hussniah ( Ketua POM) menghimbau untuk anak harus diberikan asi, jangan susu formula terkait adanya bakteri tsb. Husnuiah juga enggan menyebutkan 22 jenis sampel susu formula 13 bubur bayi Husniah Rubiana juga mengatakan 0-6 bulan jangan di beri susu formula, yang paling sensitive adalah bayi berusia 0-1 bulan
bakteri tersebut disebut juga ES menyebabkan radang pada selaput otak
dan usus serta jaringan seluruh tubuh
Bakteri tersebut dapat menyebabkabkan radang otak dan gangguan pencernaan pada bayi Hussniah ( Ketua POM) menghimbau untuk anak harus diberikan asi, jangan susu formula terkait adanya bakteri tsb. Husnuiah juga enggan menyebutkan 22 jenis sampel susu formula 13 bubur bayi Husniah Rubiana juga mengatakan 0-6 bulan jangan di beri susu formula, yang paling sensitive adalah bayi berusia 0-1 bulan
mau tau lebih banyak :
Apa itu E. Sakazaki ?....Mungkin pertanyaan itu yang sekarang muncul di kalangan orang tua, khususnya yang masih mempunyai bayi. Di Indonesia, bakteri Sakazaki “tenar” sejak tahun 2008 lalu. Ketika itu berdasarkan penelitian yang di lakukan IPB terhadap 74 sampel susu formula, 13,5 persen di antaranya mengandung bakteri berbahaya tersebut. Hasil tersebut merupakan kelanjutan dari penelitian yang di lakukan sebelumnya dari tahun 2003 hingga 2006.
Sebenarnya Bakteri Sakazaki itu apa ?
Sakazaki atau yang lengkapnya Enterobacter Sakazaki merupakan merupakan bakteri gram negatif anaerob fakultatif, berbentuk koliform (kokoid), dan tidak membentuk spora. Bakteri ini termasuk dalam famili Enterobacteriaceae . Sampai tahun 1980 E. sakazakii dikenal dengan nama Enterobacter cloacae berpigmen kuning.
Enterobacter sakazakii bukan merupakan mikroorganisme normal pada saluran pencernaan hewan dan manusia, sehingga disinyalir bahwa tanah, air, sayuran, tikus dan lalat merupakan sumber infeksi.
Enterobacter sakazakii dapat ditemukan di beberapa lingkungan industri makanan (pabrik susu, coklat, kentang, sereal, dan pasta), lingkungan berair, sedimen tanah yang lembab. Dalam beberapa bahan makanan yang potensi terkontaminasi E. sakazakii antara lain keju, sosis, daging cincang awetan, sayuran, dan susu bubuk.
Bahaya Bakteri Sakazaki Terhadap Kesehatan
E. sakazakii dapat menyebabkan radang selaput otak dan radang usus pada bayi. Kelompok bayi yang memiliki resiko tertinggi terinfeksi E. sakazakii yaitu neonatus (baru lahir hingga umur 28 hari), bayi dengan gangguan sistem tubuh, bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), bayi prematur, dan bayi yang lahir dari ibu yang mengidap Human Immunodeficiency Virus (HIV)
Angka kematian akibat infeksi E. sakazakii mencapai 40-80%. Sebanyak 50% pasien yang dilaporkan menderita infeksi E. sakazakii meninggal dalam waktu satu minggu setelah diagnosa. Hingga kini belum ada penentuan dosis infeksi E. sakazakii, namun sebesar 3 cfu/100 gram dapat digunakan sebagai perkiraan awal dosis infeksi.
Daftar Susu Formula Yang Di Duga Mengandung Bakteri Sakazaki
Sampai saat ini pemerintah melalui Kementrian Kesehatan belum mengumumkan daftar susu formula yang tercemar bakteri Sazaki. Sebelumnya, Mahkamah Agung (MA) telah memerintahkan Kementerian Kesehatan, BPOM dan IPB untuk mengumumkan nama produsen susu formula yang ditemukan mengandung bakteri tersebut.
Beberapa pendapat menyebutkan, perputaran uang dalam penjualan susu formula di Indonesia yang mencapai Rp 6 triliun/tahun dengan jumlah total sekitar 120 ribu ton/tahun membuat pemerintah berpikir ulang untuk mengumumkan daftar susu formula yang tercemar bakteri Sakazaki.
Beberapa pendapat menyebutkan, perputaran uang dalam penjualan susu formula di Indonesia yang mencapai Rp 6 triliun/tahun dengan jumlah total sekitar 120 ribu ton/tahun membuat pemerintah berpikir ulang untuk mengumumkan daftar susu formula yang tercemar bakteri Sakazaki.
Namun begitu, BPOM menegaskan produk susu formula yang beredar saat ini tidak ada lagi yang mengandung bakteri sakazaki Menteri Kesehatan dalam wawancaranya juga hanya mengatakan kalau pada suhu 70 derajat bakteri tersebut akan mati, sebuah kalimat yang menjadi isyarat Bu Menteri agar para ibu tidak perlu khwatir soal bakteri Sakazaki dalam susu formula.
Pencegahan Bakteri Pada Susu Formula
Selain E. Sakazaki sebenarnya terdapat bakteri lain yang sering mengkontaminasi susu formula antara lain Clostridium botulinu, Citrobacter freundii, Leuconostoc mesenteroides Escherichia coli Salmonella agona, Salmonella anatum, Salmonella bredeney, Salmonella ealing, Salmonella Virchow, Serratia marcescens, Salmonella isangi dan berbagai jenis salmonella lainnya.
Oleh karena itu para ibu harus tahu cara menyajikan susu formula yang baik ke bayinya. Berikut Tips Memberi Susu Pada Bayi.
Proses Menterilkan Peralatan
· Cuci tangan dengan sabun sebelum membersihkan dan mensterilkan peralatan minum bayi.
· Cuci semua peralatan (botol, dot, sikat botol dan sikat dot) dengan air bersih yang mengalir.
· Gunakan sikat botol dan sikat dot untuk membersihkan bagian dalam botol dan dot agar sisa susu yang melekat bisa dibersihkan.
· Bilas botol dan dot dengan air bersih yang mengalir.
· Bila menggunakan alat sterilisator buatan pabrik, ikuti petunjuk yang tercantum dalam kemasan.
· Bila sterilisasi dengan cara direbus :
o Botol harus terendam seluruhnya sehngga tidak ada udara di dalam botol;
o Panci ditutup dan dibiarkan sampai mendidih selama 5 - 10 menit;
o Panci biarkan tertutup, biarkan botol dan dot di dalamnya sampai segera akan digunakan
· Cuci tangan dengan sabun sebelum mengambil botol dan dot.
· Bila botol tidak langsung digunakan setelah direbus:
o Botol harus disimpan di tempat yang bersih dan tertutup;
o Dot dan penutupnya terpasang dengan baik.
Proses Penyajian Susu Formula
· Bersihkan permukaan meja yang akan digunakan untuk menyiapkan susu formula.
· Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, kemudian keringkan.
· Rebus air minum sampai mendidih selama 10 menit dalam ketel atau panci tertutup.
· Setelah mendidih, biarkan air tersebut di dalam panci/ketel tertutup selama 10 - 15 menit agar suhunya turun menjadi di atas 70oC.
· Tuangkan air tersebut (suhunya di atas 70oC) sebanyak yang dapat dihabiskan oleh bayi (jangan berlebihan) ke dalam botol susu yang telah disterilkan.
· Tambahkan bubuk susu sesuai takaran yang dianjurkan pada label dan sesuai kebutuhan bayi.
· Tutup kembali botol susu dan kocok sampai susu larut dengan baik.
· Dinginkan segera dengan merendam bagian bawah botol susu di dalam air bersih dingin, sampai suhunya sesuai untuk diminum (dicoba dengan meneteskan susu pada pergelangan tangan, akan terasa agak hangat, tidak panas).
· Sisa susu yang telah dilarutkan dibuang setelah 2 jam.
Catatan:
· Kalau Anda keluar, bawalah sebotol air rebus sesuai ukuran yang diperlukan dan sebuah tempat berisi susu bubuk sesuai takaran yang diperlukan. Jadi, bila sang bayi memerlukannya, langsung dapat Anda buatkan.
· Selewat 1 jam, buanglah isi botol yang tidak dihabiskan.
· Perhatikan tanggal pada kaleng susunya dan buanglah kalau kadaluwarsa. Lewat 1 bulan, buanglah kaleng susu bubuk yang sudah dibuka.
· Menghangatkan susu tidak boleh melebihi dari 10 menit.